Advertisements

12 Prosesi Pernikahan Adat Jawa yang Benar, Baca Selengkapnya di Sini!

Prosesi pernikahan biasanya menyesuaikan dengan adat asal dari pengantin. Pernahkah Anda melihat prosesi pernikahan tradisional Jawa berkali-kali? Mungkin Anda sudah sering menghafal dan menyaksikan malam Midoderani dan prosesi Siramaman. Setiap tahapan biasanya berlangsung sehari sebelum upacara pernikahan dan memiliki makna tersendiri.

Meski terkesan rumit, prosesi adat ini diisi dengan doa bagi kedua calon pengantin. Penasaran apa saja yang ada di dalam prosesi adat Jawa tersebut? Yuk simak penjelasannya!

1. Prosesi Pasang Tarub, Bleketepe dan Tuwuhuan

Sumber: Fimela

Setiap pernikahan adat Jawa diawali dengan upacara adat ini, setiap prosesi tentu saja sangat penting. Tarub yang dipasang di pagar atau pintu masuk memiliki arti atap sementara atau peneduh rumah.

Bleketepe, Tarub, dan Tuwuhan juga merupakan simbol penolakan bala. Bleketepe terbuat dari anyaman daun kelapa yang dipasangkan dengan Tuwuhan.

Tuwuhan menempel di kiri dan kanan pintu yang sebagian besar isinya berupa tumbuhan. Salah satu yang harus ada adalah pisang, kelapa muda, batang padi dan daun kelapa.

2. Sungkeman

Sumber: Tribun

Sungkeman mungkin sudah sering Anda dengar karena prosesi ini tidak hanya terdapat pada prosesi pernikahan. Sungkeman adalah wasiat untuk menghormati orang tua dan orang yang lebih tua.

Prosesi ini biasanya terasa lebih intim karena kedua mempelai meminta maaf dan meminta izin untuk segera pindah ke kehidupan baru.

3. Siraman

Sumber: Inibaru.id

Sebelum kedua mempelai menjalani prosesi adat Jawa lainnya, mereka harus menjalani ritual siraman. Siraman diartikan sebagai pembersihan diri atau penyucian diri sebelum upacara sakral.

Ritual siraman ini dilakukan oleh kedua orang tua diikuti oleh kerabat dekat seperti kakek dan nenek.

4. Dodol Dawet

Sumber: Hipwee

Setelah acara siraman usai, kedua orang tua calon pengantin menjual dawet atau yang dikenal dengan Dodol Dawet. Ibu pengantin baru, di bawah perlindungan suaminya, akan menjual wasiat orang tua untuk menikahkan atau membebaskan anak-anaknya.

Tamu yang ingin membeli dawet atau cendol harus membayar dengan uang kreweng tanah liat. Kreheng ini menggambarkan kehidupan manusia yang muncul dari bumi.

5. Midodareni

Sumber: Hipwee

Salah satu acara yang paling ditunggu dalam upacara adat pranikah Jawa adalah ritual Midodareni. Prosesi ini dilakukan oleh calon mempelai wanita. Dia harus tinggal di kamarnya dari pukul 18:00 hingga 24:00, biasanya pengantin wanita memakai riasan sederhana.

Advertisements

Baca juga: 10 Macam Seserahan yang Wajib Ada Di Acara Sangjit

6. Srah-srahan pada Malam Midodareni

Sumber: Quora

Pada malam yang sama, pengantin pria membawa Srahsrahan ke rumah calon pengantin wanita. Srahsrahan ini biasanya berisi perhiasan, pakaian, perlengkapan mandi, alat sholat, rias wajah dan berbagai makanan tradisional, biasanya juga terdapat tanda pisang pada srahsrahan ini yang berarti berkah dan syukur.

7. Balang gantal

Sumber: Inibaru.id

Usai Ijab Kabul, prosesi pernikahan adat Jawa berlanjut. Prosesi setelah Ijab Kabul disebut upacara Panggih.

Prosesi pertama di Panggih adalah Balang Gantal.Bantal terbuat dari daun sirih yang diisi dengan pelepah pisang, kapur sirih, gambir dan tembakau hitam. Proses ini dilakukan dengan mempelai wanita berdiri berlawanan arah dan melempar bantal. Ritual ini melambangkan tindakan kasih sayang antara kedua mempelai.

8. Ngindak Endhog

Sumber: AtmaGo

Prosesi ini berarti harapan agar kedua pasangan baru tersebut memiliki keturunan, yang merupakan tanda cinta.

Selain itu, hal ini juga dilambangkan sebagai kesetiaan istri kepada suaminya.

9. Sindur

Sumber: Semarangpos.com

Setelah prosesi stempel telur selesai, kedua mempelai melanjutkan prosesi sindur, kain sindur dipanggil ke mempelai wanita oleh ibu, dan bersama-sama sang ayah mengajaknya jalan-jalan ke halaman. Inilah harapan agar pengantin baru siap menghadapi segala kesulitan hidup.

10. Kacar kucur

Sumber: Hantu Baca

Sebelum prosesi kart kucur, ada prosesi timbang dengan pasangan baru duduk di pangkuan ayah pengantin wanita dan uang receh, yang dilambangkan sebagai pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki bertanggung jawab atas nafkah keluarganya.

11. Dulangan atau Suap-suapan

Sumber: Hipwee

Proses dulang dulangan atau suap juga terdapat dalam prosesi pernikahan adat Jawa.

12. Bubak Kawah

Sumber: Jiva Organizer

Arak-arakan terakhir ini biasanya sangat meriah dan ditunggu-tunggu, Kawah Bubak biasanya sudah siap ketika mertua pertama tiba, ungkapan rasa terima kasih kedua orang tua karena anaknya akan menikah untuk pertama kalinya. Keluarga menyiapkan peralatan masak yang dipasang di tiang, yang kemudian diarak oleh sang ayah mengelilingi para tamu.

Baca juga: Quiz Kepribadian Cinta, Mana Tipe Cinta yang Sedang Anda Jalani?

Sumber: https://hariancewek.com/

Advertisements