Beberapa pecinta film mungkin sudah tidak asing lagi dengan beberapa judul film Indonesia yang kontroversial di bawah ini. Meski beberapa film kontroversial ini dilarang tayang di layar lebar, film-film ini justru diapresiasi dan sukses di seluruh dunia lho.
Mengapa film-film ini dimasukkan? Ya, tentu saja, ada berbagai alasan untuk ini, seperti: Mengandung unsur SARA, menghina suatu kelompok, institusi atau terdapat adegan pelecehan seksual dan isu sensitif lainnya.
- Pocong (2006)
Film “Pocong” dirilis tahun 2006, film horor ini dilarang tayang karena mengandung unsur sensitif yaitu kerusuhan Mei 1998. Selain itu, LSF juga menemukan unsur SARA dalam adegan pelecehan seksual yang brutal.
Agar film-film Indonesia bebas dari adegan-adegan yang dapat mendorong penonton untuk melakukan hal negatif yang sama, agar film Pocong tidak mendapatkan Sertifikat Lulus Sensor dari LSF.
- Jagal (2012)
Dirilis pada 2012, film ini dilarang tayang di bioskop di seluruh negeri karena membahas topik pembunuhan massal tahun 1965. Film yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer, seorang pria berkebangsaan Amerika, ini menceritakan tentang eksekusi yang kejam dan brutal dalam adonan.
Antara tahun 1965 dan 1966, eksekusi massal dilakukan oleh berbagai algojo. Meski sempat dilarang tayang di bioskop-bioskop di Indonesia, film Jagal atau The Act Of Killing yang sangat anti-PKI ini justru meraih banyak penghargaan.Dari memenangkan Best Documentary di British Academy Film and Television Arts Awards 2013 hingga nominasi Best Documentary di Oscar ke-86.
- Something in the way (2013)
Film yang dibintangi Reza Rahadian dan Ratu Felisha, dilarang karena mengandung unsur seksualitas dan konflik keyakinan. Meski tidak diperbolehkan tayang di bioskop lokal, film ini sukses diputar di Berlin, Jerman.
Disutradarai oleh Teddy Soeraatmadja, film ini bercerita tentang tentang seorang pria bernama Ahmad yang bekerja sebagai sopir taksi. Ahmad adalah pria pekerja keras dan mudah bergaul.
Namun suatu hari ia dihadapkan pada intrik kehidupan yang akan menguji keimanan dan kebutuhan biologisnya.
- Kucumbu Tubuh Indahku
Netizen memboikot film Garin Nugroho, karena film ini bertujuan untuk menyoroti dan mempromosikan LGBT dan secara terbuka menggambarkan homoseksual. Petisi yang ditandatangani lebih dari 53.000 orang tak mampu menghentikan prestasi film ini, terbukti dengan diraihnya 8 Piala Citra.
Di ajang internasional itu sendiri, Kucumbu Body Indahku menerima beberapa penghargaan internasional dari Asia-Pacific Screen Awards 2018, Festival Des Continents 2018, Festival Des Continents 2018 dan Bisato D Oro Award Venice Independent Awards.
- Prison and Paradise (2010)
Dikhawatirkan film dokumenter garapan Daniel Rudi Haryanto ini akan berdampak negatif bagi si bungsu. Generasi karena banyak dialog dengan propaganda menyesatkan, yang sebenarnya tidak terlalu mengejutkan.
Soalnya, Prison and Paradise adalah film dokumenter tentang tragedi bom Bali yang lebih fokus pada sisi kelompok teroris yang terlibat dalam insiden tersebut. Alhasil, LSF akhirnya mengirimkan surat yang menyatakan bahwa film tersebut telah gagal sensor sehingga tidak bisa diedarkan di beberapa bioskop Indonesia. Menariknya, Prison and Paradise Paradise pernah mendapatkan nominasi Film Dokumenter Terbaik di Piala Citra 2011 karena tim produksi film sebelumnya telah mengajukan film untuk bersaing di Piala Citra sebelum LSF meloloskan Surat Sensor LSF. Film tersebut akhirnya ditarik dari ajang Piala Citra.
Baca juga: 5 Rekomendasi Film Barat Bertemakan Perselingkuhan
Sumber: https://beritakubaru.com/